12 Juli 2009

RSBI Banjarbaru

Kamis dan Jumat minggu ini kami banyak mendapat informasi yang berhubungan dengan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Salah satu nara sumber adalah pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru yang tentu saja lebih banyak menginformasikan kondisi RSBI di Banjarbaru. Komitmen Pemko memajukan RSBI terlihat dalam bidang keuangan, dan (maaf) sikap main perintah yang berakibat pada pendanaan yang digali dari orang tua siswa semakin besar.
Salah satu kendala yang dihadapi RSBI adalah tuntutan untuk melaksanakan bilingual. Nara sumber menyarankan agar sekolah melaksanakan kursus bahasa asing kepada para guru atau mengirim guru ke kampung yang warga masyarakatnya berbahasa asing atau sekolah ke luar negeri. Biaya semua kebijakan sekolah yang dapat mendorong para gurunya mampu berbahasa asing disediakan oleh sekolah dan komite sekolah.
Karena saya tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat waktu itu, maka ketika istirahat kepada kepala sekolah saya kemukakan pendapat bahwa untuk mendorong para guru mau belajar bahasa asing tidak memerlukan biaya yang besar. Caranya adalah dengan melaksanakan kompetisi bagi para guru di wilayah Pemko Banjarbaru. Guru mata pelajaran yang memiliki kemampuan terbaik dalam berbahasa asing tertentu dimutasi ke sekolah RSBI dan guru di sekolah RSBI yang tidak berminat belajar bahasa asing sesuai keperluan dimutasi ke sekolah non RSBI.
Kepala sekolah menyatakan bahwa cara itu sudah diusulkan oleh pihak Disdik Kota Banjarbaru, tetapi terbentur di BKD Kota Banjarbaru. Kalau informasi ini benar, maka hambatan pengembangan RSBI di Banjarbaru bukan pada aparat yang berkecimpung di bidang pendidikan. Karena mimpi Walikota Banjarbaru salah satunya adalah menjadikan Kota Banjarbaru sebagai kota pendidikan, maka akan sangat baik apabila pihak Disdik dan BKD bersama-sama membicarakannya dengan Walikota.
Demikian saran ini dikemukakan, semoga bermanfaat bagi kemajuan pendidikan, terutama yang ada di Banjarbaru.

Tidak ada komentar: