Teman kerja saya beberapa hari terakhir datang ke kantor lebih pagi dari hari-hari biasanya. Hal ini disebabkan ada kebijakan di SMP tempat anaknya belajar menerapkan aturan bahwa semua siswa tidak boleh membawa motor (kendaraan roda dua) ke sekolah. Pihak sekolah mengawasi para siswanya sampai ke jalan besar yang ada di dekat sekolah. Saya menyampaikan kepada teman tersebut, bahwa beberapa bulan yang lalu bahkan ada SMP yang berlokasi di samping jalan besar meminta bantuan pihak polisi untuk merazia siswanya yang membawa motor ke sekolah.
Tindakan sekolah setingkat SMP yang melarang siswanya membawa motor merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja. Sebab, siswa SMP jelas tidak akan memperoleh ijin untuk memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi). Jadi kalau ada siswa SMP yang mengendarai motor, berarti ada yang salah dalam penerapan hukum yang berlaku. Selain itu, siswa SMP secara psikologis memiliki dorongan yang sangat kuat untuk diakui oleh warga sekitarnya. Jadi ketika dia mengendarai motor sering memperlihatkan kemampuannya untuk memacu motornya walau di daerah yang dipadati arus lalu lintas.
Sisi positif dari banyaknya siswa mengendarai motor adalah pengeluaran orang tua siswa untuk biaya transportasi anaknya tidak hilang karena diubah jadi kredit pemilikan motor. Bagi pihak sekolah sebenarnya bisa menambah pendapatan sekolah dengan cara menyediakan tempat parkir siswa. Penghasilan dari tempat parkir bisa dimanfaatkan untuk membangun atau memperbaiki halaman sekolah dan juga membayar satpam sekolah.
16 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar