Perlu Pembiasaan
Malam Ahad yang lalu saya bertemu dengan orang yang punya perhatian lebih terhadap dunia pendidikan. Dia cerita bahwa ada siswa SMP dan SMA yang menyatakan bahwa soal UN yang mereka hadapi lebih mudah dibandingkan soal Ujicoba UN yang pernah mereka hadapi. Penyedia soal Ujicoba UN, katanya, berasal dari tiga pihak, yaitu Disdik Propinsi, Lembaga Bimbingan yang bekerjasama dengan K3S, dan para guru di sekolah. Saya bilang pada teman itu bahwa hari pertama UN jam 08.30 soal Bahasa Indonesia sudah diketahui para peserta UN, betulkah? Semula teman itu diam, kemudian tersenyum dan kemudian kami membicarakan banyaknya kepala sekolah di Sumatera yang ditangkap polisi karena tertangkap membocorkan soal UN. Hal menarik dari pembicaraan kami malam itu adalah bahwa terjadinya upaya membocorkan atau mencari bocoran soal UN antara lain disebabkan siswa kurang banyak latihan mengerjakan soal dengan perlakuan seperti UN.
Bentuk soal yang dikerjakan oleh para peserta UN adalah pilihan ganda. Sedangkan para siswa yang kemudian menjadi peserta UN terbiasa mengerjakan soal dalam bentuk uraian. Bentuk soal uraian tersebut tidak hanya dikerjakan para siswa pada waktu mengikuti ulangan harian, tetapi juga sampai pada saat pelaksanaan ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas. Sewaktu ulangan semester dan atau ulangan kenaikan kelas ada juga guru sekolah yang membuat soal dalam dua bentuk, dan pada umumnya soal uraian berjumlah masing-masing lima item, sedangkan soal pilihan ganda bervariasi jumlahnya. Ada sekolah yang menetapkan jumlah soal pilihan gandanya 20 item, ada yang 40 item, dan yang tidak mencampurnya dengan soal bentuk uraian maka soal pilihan gandanya antara 50 sampai 60 item.
Salah satu pekerjaan yang saya geluti sekarang ini adalah bidang percetakan dengan pelanggan sejumlah sekolah yang tersebar di Banjarmasin sampai ke kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan. Dari beberapa pelanggan ini, ternyata sekolah yang persentase jumlah peserta UN-nya lulus sangat besar adalah sekolah-sekolah yang membiasakan siswanya ketika ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas selalu mengerjakan soal berbentuk pilihan ganda dengan jumlah antara 50 sampai 60 item dalam waktu 90 menit. Soal-soal pilihan ganda yang dipakai untuk ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas tersebut sebagiannya merupakan soal yang mirip dengan soal UN tahun-tahun sebelumnya.
Selain membiasakan siswa mengerjakan soal pilihan ganda dalam setiap ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas, tentu akan semakin baik apabila sekolah juga menggunakan soal bukan buatan gurunya. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan bagi guru untuk koreksi diri. Sebab, apabila gurunya sendiri saja yang membuat soal untuk ulangan siswa, maka ada kebiasaan buruk guru yang hanya memberikan soal ulangan kepada siswanya sebatas materi pelajaran yang telah dia berikan. Sedangkan apabila soal dibuat oleh guru dari sekolah lain, maka ada kemungkinan terdapat materi pelajaran penting yang belum diketahui guru, sehingga nantinya si guru diharapkan mau belajar kembali tentang materi yang belum diketahuinya tersebut. Selanjutnya, guru yang mau belajar kembali atau lebih memperdalam materi yang harus disampaikannya ke siswa akan memberi keuntungan kepada siswanya.
07 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar